Call us: 
0821-7733-6889
Call us: 
0821-7733-6889
Call us: 
0821-7733-6889
Call us: 
0821-7733-6889
Strategi Pricing yang Tepat untuk Bisnis B2B di Pasar Kompetitif

Strategi Pricing yang Tepat untuk Bisnis B2B di Era Digital

September 12, 2024
No comments
Share

Strategi Pricing yang Tepat untuk Bisnis B2B di Pasar Kompetitif

Singgah sejenak? 8 Cara Mendapatkan Lebih Banyak Leads untuk Bisnis B2B

Strategi Pricing yang Tepat untuk Bisnis B2B di Pasar Kompetitif
Sumber foto: iStock

Pendahuluan

Dalam dunia bisnis B2B, penetapan harga atau strategi pricing adalah salah satu elemen kunci yang menentukan keberhasilan atau kegagalan bisnis. Penetapan harga yang tepat tidak hanya mempengaruhi profitabilitas, tetapi juga memengaruhi daya saing dan kemampuan untuk mempertahankan pelanggan. Dalam pasar B2B yang semakin kompetitif, menetapkan harga yang sesuai bisa menjadi tantangan tersendiri, terutama ketika harus bersaing dengan pesaing yang mungkin menawarkan harga lebih rendah atau nilai lebih tinggi.

Di era digital saat ini, perusahaan B2B memiliki akses ke berbagai alat dan teknologi yang dapat membantu mereka dalam penetapan harga yang lebih efektif dan strategis. Namun, menetapkan harga yang tepat bukanlah tugas yang mudah. Ini melibatkan pemahaman yang mendalam tentang kondisi pasar, preferensi pelanggan, biaya-biaya yang terlibat, dan bagaimana faktor-faktor ini mempengaruhi pengambilan keputusan pelanggan.

Artikel ini membahas berbagai strategi pricing yang dapat diterapkan oleh bisnis B2B untuk tetap kompetitif di pasar. Dari cost-plus pricing hingga value-based pricing, kita akan menggali lebih dalam tentang bagaimana bisnis dapat menggunakan pendekatan ini untuk menetapkan harga produk atau layanan mereka secara efektif. Selain itu, kita melihat bagaimana teknologi dan data dapat mendukung penetapan harga yang lebih baik dan bagaimana diskon serta promosi dapat digunakan tanpa merusak profitabilitas.

Bacaan terbaru: Bagaimana Cara Meningkatkan Kualitas Leads B2B?

Mengapa Pricing Sangat Penting dalam B2B?
Sumber foto: iStock

Mengapa Pricing Sangat Penting dalam B2B?

Pricing memainkan peran yang sangat penting dalam bisnis B2B. Tidak seperti di pasar B2C, di mana keputusan pembelian sering kali didorong oleh faktor emosional atau impulsif, keputusan pembelian dalam B2B cenderung lebih rasional dan berdasarkan analisis yang lebih mendalam. Oleh karena itu, penetapan harga yang tepat sangat penting untuk memastikan bahwa produk atau layanan Anda menarik bagi pelanggan sambil tetap menjaga profitabilitas.

Penetapan harga yang buruk dapat menyebabkan berbagai masalah. Jika harga terlalu tinggi, Anda mungkin kehilangan pelanggan yang berpaling ke pesaing yang menawarkan harga lebih rendah. Di sisi lain, jika harga terlalu rendah, Anda mungkin tidak dapat menutupi biaya-biaya operasional Anda, yang pada akhirnya dapat mengurangi profitabilitas atau bahkan menyebabkan kerugian. Oleh karena itu, strategi pricing harus dipertimbangkan dengan sangat hati-hati, dengan memperhatikan berbagai faktor seperti target pasar, nilai yang ditawarkan, dan kondisi pasar.

Dalam bisnis B2B, harga produk juga berfungsi sebagai sinyal kualitas. Pelanggan sering kali mempercayai bahwa harga yang lebih tinggi menunjukkan produk atau layanan yang lebih baik. Namun, hal ini hanya berlaku jika harga tersebut didukung oleh nilai yang nyata dan dapat dipahami oleh pelanggan. Oleh karena itu, penetapan harga harus selalu mempertimbangkan ekspektasi dan preferensi pelanggan, serta bagaimana mereka melihat merek dan produk Anda dibandingkan dengan pesaing.

Studi Kasus: Sebuah perusahaan yang bergerak di bidang teknologi perangkat lunak berhasil meningkatkan profitabilitas mereka dengan menetapkan harga berdasarkan nilai yang mereka tawarkan. Dengan mengadopsi strategi pricing yang fokus pada value, mereka mampu menarik pelanggan yang lebih menghargai kualitas dan fitur unggulan produk mereka, meskipun dengan harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan pesaing mereka.

Sedang trending: Integrasi Sales dan Marketing untuk Lead Nurturing Bisnis

Jenis-Jenis Strategi Pricing untuk Bisnis B2B
Sumber foto: iStock

Jenis-Jenis Strategi Pricing untuk Bisnis B2B

Ada berbagai strategi pricing yang dapat diterapkan oleh bisnis B2B untuk tetap kompetitif di pasar. Berikut adalah beberapa di antaranya:

  1. Cost-Plus Pricing Cost-plus pricing adalah salah satu metode penetapan harga yang paling umum digunakan dalam bisnis B2B. Dalam pendekatan ini, harga ditentukan dengan menambahkan margin keuntungan tertentu ke total biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi produk atau layanan. Cost-plus pricing mudah diterapkan dan memastikan bahwa semua biaya-biaya telah tercakup sebelum profit diperoleh. Namun, kelemahan dari cost-plus pricing adalah bahwa metode ini tidak mempertimbangkan nilai yang dirasakan oleh pelanggan atau kondisi pasar yang berubah. Dalam pasar B2B yang kompetitif, hanya bergantung pada cost-plus pricing dapat menyebabkan penetapan harga yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dibandingkan dengan harga pasar yang ada. Contoh: Sebuah perusahaan manufaktur yang menggunakan cost-plus pricing menetapkan harga produknya dengan menambahkan margin keuntungan sebesar 20% dari total biaya produksi. Meskipun metode ini memastikan profitabilitas, perusahaan harus terus memantau kondisi pasar untuk memastikan bahwa harga yang ditetapkan tetap kompetitif.
  2. Value-Based Pricing Value-based pricing adalah strategi pricing yang menetapkan harga berdasarkan nilai yang dirasakan oleh pelanggan daripada biaya-biaya produksi. Dalam pendekatan ini, perusahaan harus memahami seberapa besar pelanggan bersedia membayar untuk produk atau layanan yang mereka tawarkan. Value-based pricing memungkinkan perusahaan untuk memaksimalkan profit dengan menarik pelanggan yang lebih menghargai nilai daripada harga. Namun, tantangan dari value-based pricing adalah bahwa perusahaan harus benar-benar memahami pelangganmu dan preferensi mereka, serta mampu mengkomunikasikan nilai yang mereka tawarkan secara efektif. Contoh: Sebuah perusahaan konsultasi bisnis menggunakan value-based pricing untuk menetapkan harga layanan mereka. Dengan menawarkan solusi yang secara langsung meningkatkan profitabilitas klien mereka, perusahaan dapat menetapkan harga yang lebih tinggi daripada pesaing mereka, tetapi tetap dianggap sepadan oleh klien mereka.
  3. Competition-Based Pricing Competition-based pricing adalah strategi di mana perusahaan menetapkan harga berdasarkan apa yang ditawarkan oleh pesaing mereka. Ini adalah pendekatan yang berguna dalam pasar B2B yang kompetitif di mana harga produk sangat penting bagi pelanggan dalam pengambilan keputusan mereka. Dalam competition-based pricing, perusahaan harus terus memantau harga yang ditawarkan oleh pesaing dan menyesuaikan harga mereka sendiri sesuai dengan itu. Meskipun strategi ini membantu perusahaan tetap kompetitif, risiko utamanya adalah perusahaan mungkin akan terlibat dalam perang harga, yang dapat mengurangi profitabilitas. Contoh: Sebuah perusahaan teknologi yang menyediakan layanan cloud computing menetapkan harga mereka berdasarkan harga yang ditawarkan oleh pesaing utama. Dengan terus memantau harga pasar, mereka dapat menyesuaikan penawaran mereka untuk tetap menarik bagi pelanggan tanpa harus menurunkan profit mereka.
  4. Dynamic Pricing Dynamic pricing adalah pendekatan yang lebih fleksibel, di mana harga dapat disesuaikan secara real-time berdasarkan permintaan pasar, volume, atau faktor lainnya. Strategi ini memungkinkan perusahaan untuk menetapkan harga yang lebih sesuai dengan kondisi pasar saat itu, sehingga dapat memaksimalkan profit dan tetap kompetitif. Dynamic pricing sering kali digunakan oleh perusahaan yang bergerak di bidang teknologi dan e-commerce, di mana harga produk dapat berubah dengan cepat tergantung pada kondisi pasar dan permintaan. Namun, penerapan dynamic pricing memerlukan sistem yang canggih dan analisis data yang tepat untuk memastikan bahwa penetapan harga tetap sejalan dengan strategi perusahaan. Contoh: Perusahaan e-commerce yang menjual perangkat keras komputer menggunakan dynamic pricing untuk menyesuaikan harga produk mereka berdasarkan volume penjualan, permintaan pelanggan, dan harga pasar yang berlaku. Dengan demikian, mereka dapat menarik pelanggan yang mencari harga terbaik, sekaligus memaksimalkan profit.

Bacaan menarik: Membangun Personal Branding untuk Bisnis B2B yang Sukses

Faktor-Faktor yang Harus Dipertimbangkan dalam Menetapkan Harga
Sumber foto: iStock

Faktor-Faktor yang Harus Dipertimbangkan dalam Menetapkan Harga

Dalam menetapkan harga untuk bisnis B2B, ada beberapa faktor penting yang harus dipertimbangkan untuk memastikan bahwa harga yang ditetapkan efektif dan mendukung profitabilitas jangka panjang. Berikut adalah beberapa faktor kunci yang harus dipertimbangkan:

  1. Analisis Pasar Memahami kondisi pasar adalah langkah pertama yang penting dalam menetapkan harga. Riset pasar membantu perusahaan memahami apa yang diharapkan oleh pelanggan, bagaimana pesaing menetapkan harga mereka, dan apa yang membuat produk atau layanan Anda unik di pasar. Dengan melakukan analisis pasar yang mendalam, perusahaan dapat menetapkan harga yang sesuai dengan nilai yang mereka tawarkan dan ekspektasi pelanggan. Contoh: Sebuah perusahaan yang bergerak di bidang layanan IT melakukan riset pasar untuk memahami bagaimana pesaing mereka menetapkan harga. Berdasarkan hasil riset, mereka memutuskan untuk menetapkan harga sedikit lebih tinggi, dengan menawarkan layanan tambahan yang memberikan nilai lebih besar bagi pelanggan.
  2. Segmentasi Pelanggan Segmentasi adalah proses membagi pelangganmu menjadi kelompok-kelompok berdasarkan karakteristik tertentu seperti preferensi, kebutuhan, atau perilaku pembelian. Dengan memahami segmen pasar yang berbeda, perusahaan dapat menetapkan harga yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing segmen. Segmentasi pelanggan memungkinkan perusahaan untuk menawarkan harga produk yang lebih sesuai dengan nilai yang mereka tawarkan kepada setiap kelompok pelanggan. Misalnya, pelanggan setia yang membeli dalam volume besar mungkin berhak mendapatkan diskon khusus, sementara pelanggan individu yang membeli dalam volume kecil mungkin dikenakan harga yang lebih tinggi. Contoh: Sebuah perusahaan bahan kimia B2B menggunakan segmentasi pelanggan untuk menawarkan harga produk yang berbeda kepada pelanggan yang membeli dalam volume besar dibandingkan dengan pelanggan individu. Dengan cara ini, mereka dapat meningkatkan profit sambil tetap mempertahankan kepuasan pelanggan.
  3. Perjanjian dan Kontrak Dalam bisnis B2B, penetapan harga sering kali dipengaruhi oleh perjanjian dan kontrak jangka panjang. Perusahaan harus mempertimbangkan bagaimana harga produk yang ditetapkan dalam kontrak akan mempengaruhi profitabilitas mereka selama durasi kontrak tersebut. Perjanjian dan kontrak yang melibatkan transaksi dalam volume besar biasanya mencakup diskon atau penawaran khusus. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk memahami kebutuhan dan ekspektasi pelanggan sebelum menyetujui harga dalam kontrak. Contoh: Sebuah perusahaan logistik yang mengelola pengiriman barang internasional menawarkan diskon kepada klien yang menandatangani kontrak jangka panjang untuk pengiriman rutin. Dengan demikian, mereka dapat menjamin volume bisnis yang stabil dan profitabilitas jangka panjang.
  4. Kondisi Ekonomi dan Inflasi Kondisi ekonomi yang berubah-ubah dan inflasi juga harus dipertimbangkan dalam penetapan harga. Perusahaan harus siap untuk menyesuaikan harga mereka sesuai dengan perubahan biaya-biaya dan kondisi pasar. Penetapan harga yang fleksibel memungkinkan perusahaan untuk tetap kompetitif bahkan dalam kondisi pasar yang tidak stabil. Misalnya, jika biaya-biaya bahan baku meningkat akibat inflasi, perusahaan harus siap untuk menaikkan harga mereka untuk menjaga profitabilitas. Contoh: Sebuah perusahaan produsen bahan makanan B2B mengalami kenaikan biaya-biaya produksi akibat inflasi. Mereka memutuskan untuk menyesuaikan harga mereka dengan menaikkan harga produk, tetapi tetap menawarkan diskon untuk pelanggan yang membeli dalam volume besar.

Perkaya wawasan: Mengenal Apa Itu WordPress? Pengertian, Kelebihan, dan Kekurangan

Mengelola Diskon dan Promosi dalam B2B
Sumber foto: iStock

Mengelola Diskon dan Promosi dalam B2B

Diskon dan promosi adalah alat yang ampuh dalam strategi pricing, tetapi harus digunakan dengan hati-hati dalam bisnis B2B. Jika tidak dikelola dengan baik, diskon dapat merusak profitabilitas dan menurunkan persepsi nilai produk atau layanan Anda.

  1. Peran Diskon dalam Strategi Pricing Diskon dapat digunakan untuk menarik pelanggan baru, mempertahankan pelanggan setia, atau mendorong volume penjualan yang lebih besar. Namun, diskon harus diberikan dengan mempertimbangkan profitabilitas jangka panjang dan nilai yang dirasakan oleh pelanggan. Contoh: Sebuah perusahaan B2B yang menjual peralatan industri menawarkan diskon khusus bagi pelanggan yang membeli dalam volume besar. Meskipun mereka memberikan diskon, mereka tetap menjaga profit dengan menetapkan harga produk yang kompetitif dan memberikan nilai tambah melalui layanan purna jual.
  2. Strategi Pengelolaan Diskon yang Efektif Untuk menghindari penurunan profitabilitas, perusahaan harus memiliki strategi yang jelas dalam memberikan diskon. Misalnya, diskon hanya boleh diberikan untuk transaksi dalam volume besar atau untuk pelanggan yang telah menunjukkan loyalitas tinggi. Contoh: Sebuah perusahaan perangkat keras menawarkan diskon kepada klien yang telah melakukan pembelian rutin selama lebih dari satu tahun. Dengan cara ini, mereka dapat mempertahankan pelanggan setia sambil tetap menjaga profitabilitas.
  3. Promosi Khusus dan Volume Pricing Promosi berbasis volume dan harga khusus dapat digunakan untuk mendorong pembayaran yang lebih besar dari pelanggan. Misalnya, menawarkan potongan harga untuk transaksi dalam volume tertentu dapat meningkatkan volume penjualan dan profitabilitas. Contoh: Sebuah perusahaan bahan bangunan B2B menawarkan promosi khusus untuk pelanggan yang membeli dalam jumlah besar. Dengan memberikan diskon pada harga produk, mereka dapat mendorong pelanggan untuk membeli lebih banyak dan meningkatkan profit.
  4. Risiko Memberikan Diskon Terlalu sering memberikan diskon dapat menurunkan persepsi nilai produk atau layanan Anda dan menyebabkan pelanggan menjadi terlalu bergantung pada diskon untuk membuat keputusan pembelian. Oleh karena itu, perusahaan harus berhati-hati dalam memberikan diskon dan memastikan bahwa diskon tidak merusak profitabilitas jangka panjang. Contoh: Sebuah perusahaan perangkat lunak B2B memutuskan untuk menghentikan program diskon yang terlalu sering digunakan, setelah menyadari bahwa diskon tersebut menurunkan persepsi nilai produk mereka. Sebagai gantinya, mereka fokus pada peningkatan nilai layanan mereka untuk mempertahankan pelanggan.

Bacaan berikutnya: Lead Nurturing untuk Meningkatkan Loyalitas Pelanggan: Strategi untuk Mempertahankan Pelanggan B2B

Penggunaan Teknologi dalam Penetapan Harga
Sumber foto: iStock

Penggunaan Teknologi dalam Penetapan Harga

Teknologi memainkan peran yang semakin penting dalam penetapan harga di bisnis B2B. Dengan kemajuan teknologi, perusahaan kini memiliki akses ke berbagai alat yang dapat membantu mereka menetapkan harga dengan lebih akurat dan strategis.

  1. Pricing Software dan AI Pricing software dan AI adalah alat yang dapat membantu perusahaan menetapkan harga yang lebih baik dengan menganalisis data dalam jumlah besar dan memberikan rekomendasi berdasarkan tren pasar, preferensi pelanggan, dan kondisi pasar. Contoh: Sebuah perusahaan e-commerce B2B menggunakan pricing software yang didukung oleh AI untuk menetapkan harga produk mereka secara real-time berdasarkan permintaan dan kondisi pasar. Dengan cara ini, mereka dapat tetap kompetitif dan memaksimalkan profit mereka.
  2. Data Analytics Data analytics memungkinkan perusahaan untuk memahami perilaku pelanggan, memprediksi permintaan, dan menetapkan harga yang sesuai dengan kondisi pasar. Dengan menggunakan data analytics, perusahaan dapat membuat keputusan yang lebih tepat tentang strategi pricing mereka. Contoh: Sebuah perusahaan yang bergerak di bidang transportasi B2B menggunakan data analytics untuk menganalisis permintaan musiman dan menyesuaikan harga produk mereka sesuai dengan itu. Dengan cara ini, mereka dapat meningkatkan profitabilitas selama periode permintaan tinggi.
  3. Integrasi dengan CRM Mengintegrasikan strategi pricing dengan CRM memungkinkan perusahaan untuk menawarkan harga produk yang lebih personal dan relevan bagi pelanggan. Dengan menggunakan data CRM, perusahaan dapat menetapkan harga berdasarkan riwayat pembelian, preferensi, dan nilai seumur hidup pelanggan. Contoh: Sebuah perusahaan perangkat lunak B2B menggunakan CRM mereka untuk menetapkan harga yang disesuaikan bagi klien yang telah lama bekerja sama dengan mereka. Dengan cara ini, mereka dapat meningkatkan kepuasan pelanggan dan memperkuat hubungan bisnis.

Jangan dilewatkan! Sales Pipeline: Strategi Lead Nurturing untuk Prospek Potensial

Mengukur dan Menyesuaikan Strategi Pricing
Sumber foto: iStock

Mengukur dan Menyesuaikan Strategi Pricing

Setelah menetapkan harga, perusahaan harus terus mengukur dan menyesuaikan strategi pricing mereka untuk memastikan bahwa strategi tersebut tetap efektif dan mendukung profitabilitas.

  1. Evaluasi Kinerja Pricing Mengukur kinerja strategi pricing adalah langkah penting dalam memastikan bahwa penetapan harga yang dilakukan telah mencapai tujuan yang diinginkan. Perusahaan harus menggunakan metrik seperti volume penjualan, profitabilitas, dan kepuasan pelanggan untuk mengevaluasi apakah strategi pricing mereka berhasil. Contoh: Sebuah perusahaan farmasi B2B mengevaluasi strategi pricing mereka setiap kuartal untuk memastikan bahwa mereka tetap kompetitif di pasar dan mempertahankan profitabilitas.
  2. Menyesuaikan Harga Berdasarkan Feedback Umpan balik dari pelanggan dan pasar dapat memberikan wawasan berharga tentang bagaimana harga produk Anda diterima. Perusahaan harus siap untuk menyesuaikan harga mereka berdasarkan umpan balik tersebut, baik itu untuk meningkatkan kepuasan pelanggan atau untuk tetap kompetitif. Contoh: Sebuah perusahaan layanan keuangan B2B menggunakan umpan balik dari pelanggan mereka untuk menyesuaikan harga layanan mereka. Dengan mendengarkan keluhan dan saran pelanggan, mereka dapat menawarkan penawaran yang lebih sesuai dengan kebutuhan mereka.
  3. Eksperimen dengan Harga Eksperimen dengan berbagai strategi pricing dapat membantu perusahaan menemukan pendekatan yang paling efektif. Misalnya, perusahaan dapat mencoba diskon untuk pelanggan baru, penawaran berbasis volume, atau penetapan harga dinamis untuk melihat mana yang menghasilkan hasil terbaik. Contoh: Sebuah perusahaan distribusi bahan kimia B2B melakukan eksperimen dengan penetapan harga dinamis selama periode permintaan tinggi untuk melihat apakah mereka dapat meningkatkan profitabilitas tanpa kehilangan pelanggan.
koldings by sab digital marketing agency
Sumber foto: aset SAB

Kesimpulan

Menghadapi kompetisi di pasar B2B yang semakin ketat memerlukan kombinasi strategi pricing yang tepat dan penetapan harga yang efektif. Mulai dari analisis pasar, segmentasi pelanggan, hingga memanfaatkan teknologi dan diskon, setiap elemen ini saling terkait dalam menciptakan kesuksesan bisnis di era modern.

Koldings by SAB Digital Marketing Agency menawarkan solusi lead generation dan lead nurturing yang dirancang khusus untuk perusahaan B2B yang ingin meningkatkan efisiensi penjualan dan mempertahankan loyalitas pelanggan. Kami telah membantu banyak perusahaan B2B mencapai hasil yang signifikan dengan strategi-strategi yang tepat dan layanan yang dipersonalisasi.

Klik di sini untuk menjadwalkan konsultasi GRATIS dengan CEO dan Founder SAB Digital Marketing Agency dan mulailah merancang strategi B2B Anda untuk memenangkan kompetisi di pasar yang semakin kompetitif.

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Ready to start your project with us?
Let's talk!
chevron-down