Brand identity atau identitas brand tidak akan terpisah dari kehidupan jika Anda sedang menjalankan sebuah bisnis bersama dengan tim.
Hingga pada saat ini pun, terdapat ratusan bahkan ribuan kompetitor bisnis dari lahan bidang tertentu yang tersebar di segala penjuru. Bukankah era globalisasi dan pemasaran modern hanya membutuhkan kekuatan viral marketing dan word-of-marketing?
Pada artikel kali ini, Anda akan disajikan informasi seputar definisi brand identity dan apakah masih relevan penting bagi bisnis?
Table of Contents
Apa itu brand identity?
Brand identity atau yang biasa Anda kenal dengan identitas brand adalah sebuah representasi dalam bentuk visual. Representasi visual sebuah brand berguna sebagai pendekatan produk kepada para calon konsumen agar lebih mudah dikenali.
Citra diri dari sebuah brand tergolong ke dalam pendekatan holistik terhadap elemen visual yang mencakup kelima hal di bawah ini:
- Sebuah palet warna;
- Tone of voice;
- Desain logo yang strategis;
- Tipografi atau jenis huruf tertentu; dan
- Gambar & elemen grafis.
Pentingkah membangun brand identity?
Ya, amat penting. Brand identity bisa disandingkan dengan perumpamaan Anda berkencan dengan seseorang. Sebelum memutuskan untuk berkencan, Anda pastinya akan mengulik informasi dengan orang tersebut; karakteristik orangnya bagaimana, hal-hal yang ia sukai, dan orang tersebut memiliki hal menarik yang seperti apa.
Sama dengan layaknya hal di atas, calon konsumen akan menaksir beberapa hal asumsi yang mereka miliki sebelum memulai memutuskan untuk melakukan pembelian terhadap produk Anda.
Bagaimana jika brand tidak memiliki identitas?
Perlahan dengan pasti, brand dari sebuah bisnis yang tidak memiliki brand identity akan tersingkirkan dalam dunia pemasaran digital saat ini. Mengapa? Sudah banyak brand yang mencoba meniru brand besar yang memiliki nama. Baik mereplika atau meniru dari segi penamaan brand, desain logo, ataupun ciri khas tertentu.
Contohnya saja produk brand makanan mi pedas tersohor dan minuman boba kekinian yang ada di Indonesia. Memang sudah ada beberapa yang sukses menggeliatkan bisnisnya hingga membuka cabang baru, lantas ada banyak pesaing bisnis yang mencoba meng-copy dan paste produk itu tadi dengan hanya mengubah sedikit bagian nama dan desainnya.
Tidak dimungkiri, pada awal-awal kehadiran pesaing bisnis ‘copy–paste’ itu tadi akan digandrungi banyak konsumen, tetapi lihat saja pada beberapa bulan atau tahun kemudian bisnis tersebut tidak akan seramai pada awal pembukaan.
Hal tersebut terjadi karena sebuah brand tidak memiliki keunikan, identitas, ciri khas, dan pesona branding. Pasalnya, sebuah brand akan bisa berjaya pada masa kini hingga mendatang berkat keempat hal di atas–tidak terlepas juga dari metode pendekatan dan komunikasi dengan para konsumen.
Para pesaing bisnis ‘copy–paste’ hanya memiliki mindset jangka pendek dengan memanfaatkan momentum masa kini saja, tetapi tidak membangun sebuah prospek bisnis dari produknya.
Cara membangun kekuatan brand identity
Cermati 5 cara membuat brand identity sekaligus menguatkannya di mata konsumen.
Analisis perusahaan dan pasar
Anda dapat melakukan analisis SWOT untuk membantu mengetahui kekuatan, kelemahan, peluan, dan ancaman bisnis. Dengan cara ini, Anda dapat menentukan dengan lebih baik tujuan dan langkah apa yang perlu Anda dan tim perlu capai melalui identitas merek (brand identity).
Tentukan tujuan bisnis
Rumuskan objektivitas dan tujuan atau sasaran bisnis. Setelah itu, kaitkan dengan identitas merek Anda. Salah satu hal penting, identitas merek (brand identity) harus membantu bisnis Anda mencapai tujuan tersebut.
Tentukan target konsumen Anda
Anda dapat mengidentifikasi siapa saja yang masuk dalam kategori calon konsumen yang potensial bagi brand Anda. Lakukan metode survei, user interview, pengisian kuesioner, atau bertanya melalui media sosial yang Anda kelola.
Bangun dan jalin komunikasi
Melalui era digitalisasi, sebuah brand harus melakukan sisi humanisme agar tidak terkesan kaku, monoton, dan tidak mampu beradaptasi. Lakukan pendekatan secara personal dengan para calon konsumen atau konsumen lama dengan cara menyusun strategi pemasaran diskon, pemberian hadiah/giveaway, tanggapi segala kebutuhan mereka, mengirimkan newsletter atau email marketing, dsb. Buat segala komunikasi menjadi dua arah agar konsumen merasa terapresiasi dan tidak ada jurang pemisah di antara brand dengan mereka.
Unjuk diri melalui visualisasi
Tampilkan diferensiasi dan keunikan brand bisnis Anda dengan penyegaran konten-konten viral, edukatif, hiburan, atau marketing campaign. Buatlah itu semua dengan ciri khas desain dan visual yang memanjakan mata konsumen. Tentunya, sebelum semuanya dipublikasikan, Anda bersama dengan tim harus membuat brand guidelines terlebih dahulu agar selalu memiliki konsistensi jangka panjang.
Itulah informasi seputar brand identity dan pentingnya bagi sebuah brand. Anda tidak bisa mengabaikan hal itu begitu saja karena melihat realitas sosial semakin maraknya persaingan bisnis yang muncul ke permukaan, jadi Anda dan tim harus memiliki sesuatu yang bernilai agar produk bisnis bisa dengan mudah dikenal, diterima, dan digandrungi oleh banyak konsumen dalam jangka panjang.
Dalam dunia digital yang semakin kompetitif, mempertahankan perhatian konsumen bisa menjadi tantangan sebesar menariknya. Di sinilah 'remarketing' masuk sebagai pahlawan pemasaran era baru. Namun, apa sebenarnya remarketing itu dalam konteks Search Engine Marketing (SEM)?
Artikel ini membawa Anda menyelami dunia remarketing, sebuah strategi canggih yang memungkinkan merek untuk kembali terhubung dengan pengunjung situs web yang mungkin belum siap untuk melakukan pembelian pada kunjungan pertama mereka.
Mari kita kupas tuntas bagaimana teknik ini mengubah cara bisnis berkomunikasi dengan audiens mereka dan mengapa ini bisa menjadi komponen kunci dalam arsenal SEM Anda.
Bacaan terbaru: Social Media Strategy, 7 Peluang Tingkatkan Engagement Rate
Table of Contents
- Apa Itu Remarketing
- Manfaat Remarketing dalam SEM
- Kesalahan Umum dalam Remarketing dan Cara Menghindarinya
- Strategi Remarketing yang Efektif
- Bagaimana Cara Mengukur Keberhasilan Remarketing?
- Contoh Studi Kasus Remarketing yang Berhasil
- Kesimpulan
- Frequently Asked Questions
Apa Itu Remarketing
Definisi Remarketing
Remarketing adalah sebuah teknik pemasaran digital yang memungkinkan pengiklan untuk menampilkan iklan kepada pengguna yang sebelumnya telah mengunjungi website mereka tetapi tidak melakukan konversi atau pembelian.
Ini adalah cara untuk 'mengingatkan' pengguna tentang produk atau layanan yang mereka lihat, dengan harapan membawa mereka kembali ke website untuk menyelesaikan transaksi. Remarketing menjadi sangat penting dalam dunia digital yang serba cepat ini, di mana pengguna sering kali mengunjungi banyak website saat melakukan penelitian sebelum melakukan pembelian.
Dengan menggunakan cookies atau teknologi pelacakan serupa, pengiklan dapat 'menandai' pengunjung situs mereka dan kemudian menargetkan iklan ini kepada mereka saat mereka menjelajahi internet, menjadikan remarketing sebagai alat yang sangat efektif untuk meningkatkan konversi.
Remarketing Ads
Lalu, muncul juga yang lebih mengerucut tentang remarketing ads. Apa itu? Remarketing ads adalah jenis iklan online yang ditujukan kepada pengguna yang telah mengunjungi website atau menggunakan aplikasi tertentu tetapi tidak melakukan aksi tertentu seperti pembelian atau pendaftaran.
Iklan ini merupakan bagian dari strategi remarketing, yang bertujuan untuk menarik kembali pengunjung tersebut ke website dengan mengingatkan mereka tentang produk atau layanan yang mereka lihat, atau dengan menawarkan promosi khusus untuk mendorong pembelian.
Iklan remarketing biasanya ditampilkan melalui jaringan iklan, seperti Google Display Network atau Facebook, yang memungkinkan iklan tersebut muncul di berbagai website atau platform media sosial yang dikunjungi oleh pengguna setelah mereka meninggalkan website asal. Ini dilakukan dengan menggunakan cookies atau teknologi pelacakan lainnya yang mengidentifikasi pengguna dan perilaku browsing mereka, memungkinkan pengiklan untuk menargetkan iklan secara spesifik dan personal.
Cara Kerja Remarketing
Proses remarketing dimulai ketika seorang pengunjung datang ke sebuah website. Selama kunjungan ini, sebuah cookie akan ditempatkan di browser pengguna, yang memungkinkan pengiklan untuk mengidentifikasi pengunjung tersebut secara anonim sebagai seseorang yang tertarik pada produk tertentu.
Setelah pengunjung meninggalkan website tanpa melakukan pembelian, cookie tersebut akan memberi tahu platform remarketing untuk menampilkan iklan khusus berdasarkan perilaku sebelumnya saat pengguna tersebut menjelajahi situs lain yang merupakan bagian dari jaringan iklan yang sama.
Iklan ini bisa sangat spesifik, menampilkan produk yang sama yang dilihat pengguna, atau lebih umum, menampilkan pesan brand yang bertujuan untuk membangkitkan kembali minat pengguna.
Dengan demikian, remarketing berfungsi sebagai pengingat yang konstan dan personal, mendorong pengguna untuk kembali dan menyelesaikan pembelian yang mereka pertimbangkan sebelumnya.
Perbedaan antara Remarketing dan Retargeting
Meskipun sering digunakan secara bergantian, ada perbedaan mendasar antara remarketing dan retargeting.
Remarketing biasanya merujuk pada proses mengirimkan email kepada pelanggan yang telah melakukan tindakan tertentu di website, seperti mengisi keranjang belanja tetapi tidak melanjutkan ke pembelian. Ini adalah strategi yang lebih langsung dan personal, sering kali menggunakan komunikasi satu-ke-satu untuk mendorong konversi.
Di sisi lain, retargeting lebih sering merujuk pada penggunaan iklan display untuk menargetkan kembali pengunjung website. Retargeting adalah tentang menangkap data pengunjung melalui cookies dan menggunakan data tersebut untuk menampilkan iklan yang relevan di berbagai platform digital.
Meskipun kedua strategi ini memiliki tujuan yang sama untuk mengonversi pengunjung menjadi pembeli, mereka melakukannya melalui metode yang berbeda dan sering kali digunakan bersamaan dalam strategi pemasaran digital yang komprehensif.
Baca dulu: Memukau! Intip 30 Contoh Brand Tagline dari Perusahaan Ini
Manfaat Remarketing dalam SEM
Meningkatkan Brand Awareness
Remarketing adalah alat yang sangat efektif untuk meningkatkan kesadaran brand. Dengan menampilkan iklan kepada pengguna yang sebelumnya telah berinteraksi dengan website atau produk Anda, Anda secara efektif mempertahankan dan meningkatkan visibilitas brand Anda di mata mereka.
Ini bukan hanya tentang mengingatkan mereka bahwa Anda ada, tetapi juga tentang membangun cerita dan karakter dari brand Anda melalui berbagai titik sentuh. Pengguna internet yang sibuk mungkin mengunjungi banyak situs dalam satu sesi dan melihat berbagai brand; remarketing membantu memastikan bahwa brand Anda tetap berada di benak mereka, bahkan setelah mereka meninggalkan situs Anda.
Dengan eksposur yang berulang, brand Anda menjadi lebih dikenal, yang dapat memengaruhi keputusan pembelian di masa depan. Ini juga meningkatkan kemungkinan pengguna akan mengenali produk Anda di tempat lain, baik online maupun offline, yang dapat memperkuat kesan positif dan membangun kepercayaan terhadap brand Anda.
Meningkatkan Konversi
Salah satu manfaat paling langsung dari remarketing adalah peningkatan tingkat konversi. Pengunjung situs yang tidak melakukan pembelian atau mengambil tindakan yang diinginkan pada kunjungan pertama mereka sering kali masih dalam tahap pertimbangan.
Dengan menargetkan iklan khusus kepada individu-individu ini, Anda memberikan dorongan yang mungkin mereka butuhkan untuk kembali dan menyelesaikan transaksi. Remarketing memungkinkan Anda untuk menyesuaikan pesan Anda berdasarkan perilaku sebelumnya dari pengguna, seperti halaman produk yang mereka lihat atau waktu yang mereka habiskan di situs Anda, yang dapat membuat iklan Anda lebih relevan dan menarik bagi mereka. Ini tidak hanya meningkatkan peluang untuk konversi tetapi juga dapat mempercepat siklus penjualan karena pengguna sering kali lebih siap untuk membuat keputusan setelah melihat beberapa pengingat tentang produk atau layanan Anda.
Meningkatkan Retensi Pelanggan
Remarketing tidak hanya tentang menarik kembali pengunjung situs yang belum berkonversi; ini juga merupakan strategi yang efektif untuk meningkatkan retensi pelanggan. Dengan menargetkan iklan kepada pengguna yang sudah melakukan pembelian, Anda dapat mendorong mereka untuk melakukan pembelian ulang atau menawarkan produk tambahan yang mungkin menarik bagi mereka.
Ini membantu dalam membangun loyalitas pelanggan karena Anda terus berkomunikasi dan menawarkan nilai kepada mereka. Remarketing dapat digunakan untuk memberi tahu pelanggan tentang penjualan mendatang, produk baru, atau bahkan untuk meminta umpan balik tentang pembelian sebelumnya.
Dengan menjaga hubungan dengan pelanggan Anda melalui remarketing, Anda dapat meningkatkan peluang bahwa mereka akan kembali ke Anda, bukan ke pesaing, untuk kebutuhan masa depan mereka.
ROI yang Lebih Tinggi
Remarketing sering kali menghasilkan Return on Investment (ROI) yang lebih tinggi dibandingkan dengan strategi pemasaran digital lainnya. Ini karena remarketing menargetkan pengguna yang sudah memiliki beberapa tingkat keakraban dengan brand Anda dan telah menunjukkan minat dalam produk atau layanan Anda. Ini berarti bahwa mereka lebih cenderung untuk berinteraksi dengan iklan Anda dan berkonversi menjadi penjualan.
Selain itu, karena remarketing dapat sangat ditargetkan dan diukur dengan tepat, Anda dapat mengoptimalkan kampanye Anda secara real-time untuk memastikan bahwa Anda mendapatkan hasil maksimal dari anggaran pemasaran Anda. Dengan mengurangi pemborosan dan meningkatkan relevansi, Anda dapat mengurangi biaya per akuisisi dan meningkatkan nilai seumur hidup pelanggan, yang keduanya berkontribusi pada ROI yang lebih kuat.
Remarketing juga memberi Anda kesempatan untuk memulihkan potensi pendapatan dari pengguna yang mungkin telah hilang, memaksimalkan setiap dolar yang Anda belanjakan dalam SEM.
Jangan dilewatkan: Apa Itu Local SEO? Tingkatkan Visibilitas di Pencarian Google
Kesalahan Umum dalam Remarketing dan Cara Menghindarinya
Targeting yang Terlalu Luas atau Terlalu Sempit
Salah satu kesalahan paling umum dalam remarketing adalah tidak menemukan keseimbangan yang tepat dalam menargetkan audiens. Targeting yang terlalu luas dapat menyebabkan pemborosan anggaran, karena iklan Anda mungkin ditampilkan kepada orang-orang yang tidak cukup tertarik atau bahkan tidak relevan dengan produk atau layanan Anda.
Di sisi lain, targeting yang terlalu sempit dapat mengurangi jangkauan kampanye Anda dan mencegah Anda dari mencapai potensi pelanggan yang mungkin tertarik dengan apa yang Anda tawarkan. Untuk menghindari hal ini, penting untuk melakukan analisis yang mendalam terhadap data audiens Anda dan menggunakan segmentasi yang cerdas.
Ini termasuk memahami perilaku pengunjung situs, seperti halaman yang mereka kunjungi, waktu yang mereka habiskan di situs, dan tindakan yang mereka ambil. Dengan informasi ini, Anda dapat membuat persona pembeli dan menargetkan iklan Anda untuk menjangkau kelompok yang paling mungkin untuk berkonversi, tanpa terlalu umum atau terlalu eksklusif.
Mengabaikan Frequency Capping
Frekuensi cap (atau frequency capping) adalah pengaturan yang membatasi berapa kali iklan remarketing ditampilkan kepada pengguna yang sama dalam jangka waktu tertentu. Mengabaikan frekuensi cap dapat menyebabkan kelelahan iklan, di mana pengguna menjadi terganggu dan mungkin mengembangkan persepsi negatif terhadap merek Anda karena terlalu sering melihat iklan yang sama.
Kendati begitu, cap yang terlalu rendah mungkin tidak cukup efektif untuk menjaga merek Anda tetap berada di benak pengguna. Untuk menemukan titik tengah yang ideal, Anda harus memantau dan menyesuaikan frekuensi cap berdasarkan umpan balik dan interaksi pengguna. Ini mungkin berarti menetapkan cap yang lebih tinggi pada awal kampanye untuk meningkatkan kesadaran, dan kemudian menurunkannya seiring waktu untuk menjaga keseimbangan antara visibilitas dan gangguan.
Kurangnya Uji Coba A/B
Uji coba A/B adalah proses di mana dua versi dari sebuah elemen (seperti halaman arahan atau iklan) diuji secara bersamaan untuk menentukan mana yang berkinerja lebih baik dalam hal konversi atau metrik lainnya.
Dalam konteks remarketing, kurangnya uji coba A/B bisa berarti Anda melewatkan kesempatan untuk mengoptimalkan kampanye Anda dan meningkatkan ROI. Banyak pengiklan gagal melakukan uji coba A/B karena berbagai alasan, seperti keterbatasan waktu, sumber daya, atau pengetahuan.
Namun, tidak melakukan uji coba A/B dapat menyebabkan Anda terus menggunakan aset iklan yang tidak efektif atau halaman arahan yang tidak mengkonversi sebaik mungkin. Untuk menghindari kesalahan ini, pengiklan harus berkomitmen untuk melakukan uji coba A/B secara teratur, menguji segala sesuatu mulai dari copy iklan dan gambar hingga berbagai elemen halaman arahan.
Tertarik singgah? Budgeting Ads VS Organic Reach: Mana yang Lebih Efektif?
Strategi Remarketing yang Efektif
Segmentasi Audiens
Segmentasi audiens dalam remarketing bukan hanya tentang membagi pengunjung website menjadi kelompok-kelompok kecil. Ini adalah tentang memahami perjalanan unik yang dilakukan setiap pengguna dan menyesuaikan pesan pemasaran untuk menyentuh titik-titik tertentu dalam perjalanan tersebut.
Contohnya, pengunjung yang menghabiskan waktu lama di halaman produk tertentu mungkin memerlukan pendekatan yang berbeda dibandingkan dengan seseorang yang meninggalkan situs setelah melihat halaman beranda. Segmentasi ini memungkinkan pengiklan untuk menargetkan iklan mereka dengan lebih efektif, mengurangi pemborosan iklan, dan meningkatkan kesempatan untuk konversi.
Dengan memanfaatkan data perilaku pengguna, pengiklan dapat membuat segmentasi berdasarkan kriteria seperti produk yang dilihat, lama waktu kunjungan, dan tingkat interaksi dengan situs. Ini memungkinkan penciptaan kampanye yang sangat relevan dan personal yang berbicara langsung kepada kebutuhan dan minat setiap segmen.
Frekuensi dan Penjadwalan Iklan
Frekuensi dan penjadwalan iklan dalam remarketing harus ditangani dengan hati-hati untuk menghindari kelelahan iklan. Frekuensi yang terlalu tinggi dapat mengganggu dan mendorong potensi pelanggan menjauh, sementara frekuensi yang terlalu rendah mungkin tidak cukup efektif untuk mengingatkan kembali kepada pengguna.
Penjadwalan iklan yang cerdas memanfaatkan data dan wawasan untuk menentukan kapan audiens paling mungkin akan berinteraksi dengan iklan. Misalnya, menargetkan pengguna dengan iklan remarketing pada akhir pekan atau di malam hari bisa lebih efektif jika data menunjukkan bahwa ini adalah waktu ketika mereka lebih sering melakukan pembelian.
Selain itu, memvariasikan frekuensi berdasarkan tahap siklus pembelian—lebih sering di awal untuk menarik perhatian, dan berkurang seiring waktu—dapat menciptakan keseimbangan antara kehadiran dan kelembutan. Penjadwalan yang cerdas juga mempertimbangkan faktor-faktor seperti musim, hari libur, dan bahkan cuaca, yang semuanya dapat mempengaruhi perilaku pembelian konsumen.
Personalisasi Iklan
Personalisasi iklan adalah jantung dari remarketing yang efektif. Ini tidak hanya tentang menampilkan produk yang telah dilihat pengguna, tetapi juga tentang menciptakan pesan yang resonan dengan pengalaman individu mereka. Personalisasi dapat mencakup penggunaan nama, menampilkan produk yang serupa atau pelengkap dari yang telah dilihat, atau bahkan menawarkan diskon khusus berdasarkan perilaku browsing sebelumnya.
Teknologi saat ini memungkinkan pengiklan untuk menyesuaikan iklan hingga tingkat yang sangat detail, termasuk waktu yang dihabiskan di halaman tertentu, jumlah kunjungan, dan riwayat pembelian. Personalisasi yang efektif meningkatkan relevansi iklan, yang dapat meningkatkan keterlibatan dan konversi.
Di sisi lain, personalisasi harus berlanjut melalui seluruh pengalaman pengguna, dari iklan hingga landing page, memastikan bahwa ada konsistensi dan relevansi yang memperkuat pesan dan mendorong pengguna menuju aksi yang diinginkan.
Integrasi dengan Kampanye SEM Lainnya
Integrasi remarketing dengan kampanye Search Engine Marketing (SEM) lainnya adalah tentang menciptakan pendekatan holistik terhadap pemasaran online. Remarketing tidak boleh berdiri sendiri; sebaliknya, harus menjadi bagian dari strategi yang lebih besar yang mencakup SEO, iklan berbayar, dan konten pemasaran.
Integrasi ini memastikan bahwa pesan yang disampaikan melalui remarketing konsisten dengan apa yang pengguna temukan melalui pencarian organik atau iklan PPC. Misalkan, jika kampanye PPC menargetkan kata kunci tertentu, iklan remarketing dapat dirancang untuk melanjutkan narasi atau penawaran yang dimulai dengan iklan PPC tersebut.
Integrasi ini juga memungkinkan pengumpulan data yang lebih kaya, yang dapat digunakan untuk mengoptimalkan semua aspek SEM. Dengan menggabungkan data dari berbagai sumber, pengiklan dapat memperoleh pemahaman yang lebih dalam tentang perilaku pengguna dan menyesuaikan kampanye mereka secara real-time untuk mencapai hasil yang lebih baik.
Perkaya wawasan! CRM (Customer Relationship Management): Pengertian, Manfaat, Tools, dan Cara Mengembangkan
Bagaimana Cara Mengukur Keberhasilan Remarketing?
Untuk menilai keberhasilan sebuah strategi remarketing, ada beberapa metrik kunci yang perlu diperhatikan, yang bersama-sama dapat memberikan gambaran tentang efektivitas kampanye Anda:
- Tingkat konversi - Ini adalah indikator paling langsung dari keberhasilan remarketing. Perhatikan persentase pengunjung yang kembali yang melakukan tindakan yang diinginkan (misalnya, membuat pembelian, mendaftar untuk newsletter, atau mengunduh produk). Peningkatan tingkat konversi menunjukkan bahwa iklan remarketing Anda berhasil memotivasi pengguna untuk menyelesaikan transaksi.
- Return on Investment (ROI) - ROI mengukur keuntungan atau kehilangan yang dihasilkan oleh kampanye remarketing dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan untuk menjalankannya. Hitung ROI dengan membandingkan pendapatan yang dihasilkan dari pelanggan yang di-remarket dengan biaya iklan yang dikeluarkan untuk menargetkan ulang mereka.
- Cost Per Action (CPA) - CPA mengacu pada rata-rata biaya yang dikeluarkan untuk setiap tindakan yang diambil oleh pengguna, seperti klik atau pembelian. CPA yang lebih rendah menunjukkan efisiensi biaya yang lebih tinggi dalam kampanye remarketing Anda.
- Frekuensi dan reach - Frekuensi merujuk pada berapa kali pengguna rata-rata melihat iklan remarketing Anda, sementara reach mengukur jumlah pengguna unik yang telah melihat iklan tersebut. Idealnya, frekuensi yang tinggi dengan reach yang luas menandakan bahwa iklan Anda berhasil menarik perhatian tanpa menyebabkan kelelahan iklan.
- Customer Lifetime Value (CLV) - CLV adalah perkiraan pendapatan yang dihasilkan oleh hubungan dengan pelanggan. Strategi remarketing yang efektif akan meningkatkan CLV dengan menarik kembali pelanggan untuk melakukan pembelian berulang.
- Engagement metrics - Ini termasuk waktu yang dihabiskan di situs, halaman per kunjungan, dan tingkat pentalan setelah mengklik iklan. Metrik ini memberikan wawasan tentang seberapa menarik dan relevan iklan Anda bagi pengguna.
- Segmentasi audiens - Analisis seberapa baik kampanye remarketing Anda dalam menargetkan segmen audiens yang berbeda. Segmentasi yang efektif memungkinkan personalisasi yang meningkatkan keterlibatan dan konversi.
Baca juga: Cara Menurunkan CPL (Cost per Lead) dengan 5 Langkah
Contoh Studi Kasus Remarketing yang Berhasil
Latar Belakang: Escapecity, sebuah perusahaan perjalanan online, menghadapi tantangan umum dalam industri perjalanan: pengunjung situs web yang melakukan pencarian untuk penerbangan atau hotel tetapi meninggalkan situs sebelum menyelesaikan pembelian. Dalam industri yang sangat kompetitif, di mana pengguna memiliki banyak pilihan untuk pemesanan perjalanan, mempertahankan minat pengguna dan mengubahnya menjadi penjualan adalah kunci untuk kesuksesan.
Masalah: Banyak pengguna yang mengunjungi Escapecity menghabiskan waktu untuk mencari penerbangan dan hotel tetapi tidak melakukan pembelian. Tingginya tingkat pembatalan keranjang belanja ini menunjukkan bahwa meskipun ada minat, ada hambatan yang mencegah konversi menjadi penjualan.
Strategi Remarketing: Escapecity mengimplementasikan kampanye remarketing yang canggih melalui Google Ads. Mereka menargetkan pengguna yang telah mengunjungi situs tetapi tidak melakukan pembelian dengan serangkaian iklan yang disesuaikan berdasarkan perilaku sebelumnya. Misalnya, jika seorang pengguna mencari penerbangan ke Taman Nasional Bunaken tetapi tidak menyelesaikan pembelian, iklan remarketing akan menampilkan promosi untuk penerbangan ke Taman Nasional Bunaken.
Eksekusi: Kampanye ini menggunakan berbagai format iklan, termasuk iklan display dan iklan teks, yang dioptimalkan untuk perangkat seluler dan desktop. Escapecity juga memanfaatkan penargetan waktu yang cerdas, menampilkan iklan pada waktu-waktu tertentu ketika pengguna lebih cenderung untuk melakukan pembelian, seperti saat gajian atau di malam hari.
Hasil: Kampanye remarketing Escapecity menghasilkan peningkatan yang signifikan dalam konversi dan pendapatan. Mereka melaporkan peningkatan 203% dalam tingkat konversi dan peningkatan 112% dalam pendapatan total dari pengguna yang ditargetkan oleh kampanye remarketing. Selain itu, biaya per akuisisi (CPA) turun, menunjukkan bahwa kampanye tersebut tidak hanya efektif dalam menghasilkan penjualan tetapi juga efisien dari segi biaya.
Kesimpulan: Studi kasus Escapecity menunjukkan bagaimana remarketing dapat menjadi alat yang sangat efektif dalam SEM untuk mengatasi tantangan pembatalan keranjang belanja dan meningkatkan konversi. Dengan menargetkan iklan yang relevan dan tepat waktu kepada pengguna yang telah menunjukkan minat, Escapecity berhasil mengubah pengunjung yang ragu menjadi pelanggan yang berharga. Studi kasus ini menekankan pentingnya strategi remarketing yang dipersonalisasi dan berbasis data dalam mencapai hasil bisnis yang positif.
Kesimpulan
Remarketing adalah strategi pemasaran digital yang melibatkan kembali pelanggan yang sebelumnya telah berinteraksi dengan suatu merek atau situs, dengan tujuan untuk meningkatkan penjualan atau kesadaran merek.
Dalam praktiknya, ini dilakukan dengan menargetkan pengguna dengan iklan khusus berdasarkan interaksi sebelumnya, seperti menambahkan produk ke keranjang belanja tetapi tidak menyelesaikan pembelian. Manfaat dari remarketing termasuk peningkatan jangkauan pelanggan, pembinaan hubungan, dan peningkatan relevansi iklan.
Meskipun serupa dengan retargeting dalam membangun kesadaran merek, remarketing secara khusus menarik kembali pengunjung dengan iklan yang relevan dengan interaksi sebelumnya mereka dengan merek atau produk.
Bacaan berikutnya: Retargeting Marketing, 6 Cara Tingkatkan Keuntungan Bisnis Berlapis
SAB Digital Marketing Agency adalah pilihan yang tepat untuk mempercayakan perjalanan bisnis Anda ke ranah digital.
Sebagai salah satu digital marketing agency terkemuka di Jakarta, SAB Digital Marketing Agency telah terbukti menjadi mitra yang andal dalam meningkatkan brand awareness dan penjualan bisnis. Kami berkomitmen untuk membantu Anda mencapai kesuksesan dengan berbagai terobosan inovatif dalam pemasaran yang dirancang khusus sesuai dengan profil bisnis Anda.
Dengan layanan yang komprehensif, mulai dari lead generation, email marketing, desain dan pengembangan landing page, hingga SEO dan periklanan digital, SAB Digital Marketing Agency membantu bisnis Anda mendapatkan impresi positif di antara target sasaran berkualitas. Kami akan membantu Anda memahami peluang di dunia digital dan memaksimalkan potensi bisnis Anda secara online.
Percayakan kepada ahli di SAB Digital Marketing Agency untuk membantu Anda mencapai tujuan Anda. Kami siap bekerja sama dengan Anda dalam membangun dan memperkuat online presence bisnis Anda. Hubungi kami hari ini dan lihat bagaimana kami dapat membantu Anda mewujudkan visi bisnis Anda di dunia digital.
Pelajari profil SAB dengan cara klik di sini atau langsung menjadwalkan konsultasi gratis dengan digital expert SAB dengan cara klik di sini.