Call us: 
0821-7733-6889
Call us: 
0821-7733-6889
Call us: 
0821-7733-6889
Call us: 
0821-7733-6889
Panduan Lengkap Membangun Strategi Go-To-Market B2B yang Efektif

Membangun Strategi Go-To-Market untuk Bisnis B2B

October 25, 2024
No comments
Share

Panduan Lengkap Membangun Strategi Go-To-Market B2B yang Efektif

Strategi Pemasaran Go-To-Market agar Lebih Unggul dari Kompetitor!
Sumber foto: iStock

Strategi Pemasaran Go-To-Market agar Lebih Unggul dari Kompetitor!

Jika bisnis Anda tergolong ke dalam B2B (Business-to-Business), meluncurkan produk atau layanan baru ke pasar membutuhkan pendekatan strategis yang matang. Salah satu pendekatan yang digunakan banyak perusahaan B2B adalah melalui strategi go-to-market (GTM). Strategi go-to-market adalah panduan yang memastikan bahwa produk baru diluncurkan ke target pasar dengan cara yang efektif dan efisien. Strategi ini sangat penting untuk mencapai keberhasilan dalam menembus pasar, baik dengan memanfaatkan digital marketing, lead generation, maupun lead nurturing untuk membangun hubungan jangka panjang dengan pelanggan.

Mengembangkan strategi GTM yang solid bukan hanya sekedar soal memasukkan produk atau layanan baru ke pasar, tetapi juga memastikan bahwa produk tersebut benar-benar sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Lebih penting lagi, strategi ini harus mampu menonjolkan proposisi nilai dari produk agar dapat bersaing dengan kompetitor. Di sinilah peran digital marketing dan upaya lead nurturing menjadi semakin krusial untuk bisnis B2B.

Singgah sejenak? Cara Mendapatkan Lead untuk Meningkatkan Peluang Konversi

Definisi dan Pentingnya Strategi Go-To-Market dalam Bisnis B2B

Apa itu Strategi Go-To-Market (GTM)?

Go-to-market strategy (GTM) adalah sebuah kerangka kerja yang dirancang untuk mengantarkan produk atau layanan baru ke pasar secara strategis. GTM berfokus pada bagaimana perusahaan dapat menarik perhatian target audiens, mengubah mereka menjadi prospek, dan akhirnya mengonversi mereka menjadi pelanggan setia. Dalam bisnis B2B, strategi ini sangat penting karena pasar sering kali terdiri dari segmen yang lebih kecil dan lebih spesifik, dengan keputusan pembelian yang lebih rumit.

Strategi go-to-market membantu perusahaan B2B mengidentifikasi audiens yang tepat, memilih saluran distribusi terbaik, menetapkan harga, dan mengembangkan pesan pemasaran yang relevan untuk setiap segmen pasar. Penting untuk dicatat bahwa tanpa strategi GTM yang efektif, produk Anda mungkin tidak akan mencapai audiens yang tepat, bahkan jika produk tersebut menawarkan solusi yang dibutuhkan oleh target pasar.

Pentingnya Strategi GTM dalam B2B

Dalam pasar B2B, keputusan pembelian sering kali melibatkan beberapa pengambil keputusan dan proses negosiasi yang lebih panjang dibandingkan dengan pasar B2C. Oleh karena itu, strategi go-to-market membantu menyederhanakan proses ini dengan memastikan bahwa bisnis dapat menargetkan pelanggan ideal mereka dengan cara yang paling efisien.

Dalam strategi B2B, lead generation dan lead nurturing memainkan peran penting dalam menyaring calon pelanggan yang tepat dan menjaga hubungan dengan mereka. Dengan strategi GTM yang kuat, perusahaan dapat memanfaatkan lead generation secara lebih efektif untuk meningkatkan kualitas prospek dan mempercepat siklus penjualan.

Bacaan terbaru: Lead Magnet: Cara Menarik Prospek dengan Strategi Berkualitas

Langkah-langkah untuk Menyusun Strategi Go-To-Market yang Efektif untuk B2B
Sumber foto: iStock

Langkah-langkah untuk Menyusun Strategi Go-To-Market yang Efektif untuk B2B

1. Melakukan Riset Pasar yang Komprehensif

Setiap strategi go-to-market yang sukses dimulai dengan riset pasar yang mendalam. Riset ini bertujuan untuk mengidentifikasi target audiens, memahami pasar B2B, dan mengetahui di mana bisnis Anda dapat menonjol.

  • Segmentasi Pasar: Langkah pertama dalam riset adalah segmentasi pasar. Ini berarti memisahkan pasar menjadi segmen-segmen yang lebih kecil berdasarkan kriteria seperti ukuran bisnis, industri, atau kebutuhan produk.
  • Persona Pembeli: Membuat persona pembeli adalah langkah penting berikutnya. Persona pembeli adalah gambaran semi-fiksi dari pelanggan ideal Anda yang mencakup informasi demografis, kebutuhan, tantangan, dan perilaku pembelian mereka. Persona ini membantu Anda menyesuaikan pesan pemasaran dan strategi sales yang lebih efektif.
  • Analisis Kompetitor: Dalam pasar B2B, sangat penting untuk memahami siapa saja kompetitor Anda dan apa yang mereka tawarkan. Analisis kompetitor membantu Anda mengidentifikasi celah di pasar dan menonjolkan proposisi nilai dari produk atau layanan Anda yang membedakan dengan pesaing.

2. Menentukan Proposisi Nilai yang Kuat

Proposisi nilai adalah janji yang Anda buat kepada target audiens tentang bagaimana produk atau layanan Anda akan memecahkan masalah atau memenuhi kebutuhan mereka. Ini adalah elemen penting dalam strategi go-to-market karena memberikan alasan kuat bagi prospek untuk memilih produk Anda dibandingkan produk kompetitor.

  • Keunikan Produk: Fokuslah pada keunikan produk Anda, baik dari segi fitur, layanan tambahan, atau teknologi yang lebih baik. Keunikan ini harus diuraikan dengan jelas dalam setiap pesan pemasaran Anda.
  • Kebutuhan Pelanggan: Pastikan bahwa proposisi nilai Anda selaras dengan kebutuhan pelanggan yang telah diidentifikasi melalui riset pasar. Produk atau layanan yang Anda tawarkan harus menjadi solusi langsung atas tantangan yang mereka hadapi.

3. Menentukan Saluran Distribusi yang Efektif

Menentukan saluran distribusi yang tepat adalah langkah kunci dalam menyusun strategi GTM. Saluran distribusi mengacu pada cara Anda membawa produk ke target pasar. Dalam B2B, ada beberapa pendekatan yang bisa Anda gunakan, seperti:

  • Penjualan Langsung: Penjualan langsung melibatkan tim penjualan yang berinteraksi langsung dengan prospek melalui email, telepon, atau pertemuan tatap muka. Dalam B2B, hubungan personal dengan klien sangat penting, karena keputusan pembelian sering kali membutuhkan waktu yang lebih lama.
  • Distribusi Melalui Mitra: Bekerja sama dengan distributor atau reseller yang sudah memiliki jaringan di industri tertentu dapat membantu mempercepat waktu Anda masuk ke pasar. Mitra distribusi yang tepat bisa menjadi penghubung antara produk Anda dan pasar yang lebih luas.
  • E-commerce B2B: Dengan meningkatnya digitalisasi, platform e-commerce untuk B2B menjadi semakin populer. Perusahaan SaaS, misalnya, bisa memanfaatkan platform online untuk memasarkan dan menjual produk mereka kepada pelanggan di seluruh dunia tanpa perlu interaksi langsung.

4. Strategi Pemasaran: Memanfaatkan Saluran Digital untuk Menjangkau Audiens yang Tepat

Strategi pemasaran yang baik adalah tulang punggung dari strategi go-to-market. Dengan menggunakan saluran pemasaran digital, bisnis dapat menjangkau target audiens mereka dengan lebih efisien.

  • SEO (Search Engine Optimization): Memastikan bahwa situs Anda dioptimalkan untuk mesin pencari adalah salah satu cara terbaik untuk menjangkau audiens yang secara aktif mencari solusi yang Anda tawarkan. Strategi SEO yang efektif dapat meningkatkan visibilitas produk baru di pasar.
  • Social Media Marketing: Platform seperti LinkedIn sangat efektif untuk menjangkau audiens B2B. Dengan menggunakan iklan berbayar yang ditargetkan secara tepat, Anda dapat menarik perhatian prospek yang relevan dengan produk Anda.
  • Email Marketing: Email marketing tetap menjadi salah satu alat yang paling efektif dalam B2B. Dengan kampanye email yang dipersonalisasi, Anda dapat membangun hubungan dengan prospek dan mendorong mereka menuju keputusan pembelian.

5. Metrik untuk Mengukur Keberhasilan Strategi Go-To-Market

Agar bisa mengukur keberhasilan strategi go-to-market, perusahaan perlu menetapkan metrik yang relevan.

  • Customer Acquisition Cost (CAC): Biaya yang dibutuhkan untuk memperoleh pelanggan baru. CAC adalah salah satu metrik utama dalam strategi B2B, karena menunjukkan efektivitas dari kampanye pemasaran dan penjualan.
  • Customer Lifetime Value (CLV): Nilai total dari pelanggan selama mereka berinteraksi dengan perusahaan. CLV menunjukkan seberapa baik Anda dalam mempertahankan pelanggan dan mengoptimalkan nilai jangka panjang mereka.
  • Return on Investment (ROI): Mengukur keuntungan dari investasi pemasaran dan penjualan. ROI memberikan wawasan tentang apakah strategi GTM Anda efisien atau perlu dioptimalkan.

Sedang trending: Framework Laravel : Mengenal Kegunaan dan Kelebihanya

Mengoptimalkan Lead Generation dan Lead Nurturing dalam Go-To-Market Strategy

1. Lead Generation: Menarik Prospek yang Tepat

Lead generation adalah proses menarik dan mengonversi audiens yang tertarik menjadi prospek. Dalam B2B, lead generation yang efektif sangat penting untuk mengisi pipeline penjualan dengan prospek berkualitas yang memiliki potensi besar untuk menjadi pelanggan.

  • Content Marketing: Menggunakan konten yang informatif seperti blog, whitepaper, dan webinar untuk menarik audiens yang tepat. Konten ini harus relevan dengan tantangan yang dihadapi oleh target audiens.
  • SEO: Mengoptimalkan situs Anda dengan konten berkualitas dan kata kunci yang relevan untuk menarik audiens dari mesin pencari.

2. Lead Nurturing: Memelihara Hubungan dengan Prospek

Setelah menarik prospek, langkah berikutnya adalah menjaga hubungan dengan mereka melalui lead nurturing.

  • Email Follow-Up: Mengirimkan email berkala yang dipersonalisasi untuk tetap berhubungan dengan prospek yang belum siap melakukan pembelian.
  • Personalisasi: Menyesuaikan pesan untuk setiap prospek berdasarkan kebutuhan mereka. Lead nurturing yang efektif dapat meningkatkan tingkat konversi secara signifikan.
Tantangan dalam Menerapkan Strategi Go-To-Market untuk B2B
Sumber foto: iStock

Tantangan dalam Menerapkan Strategi Go-To-Market untuk B2B

1. Memilih Audiens yang Tepat

Menentukan target audiens yang tepat adalah salah satu tantangan terbesar dalam B2B. Riset pasar yang komprehensif sangat penting untuk memastikan bahwa setiap kampanye ditargetkan secara optimal.

2. Persaingan yang Ketat di Pasar B2B

Dalam pasar B2B, persaingan sering kali ketat, dengan banyak perusahaan yang menawarkan produk serupa. Untuk menonjol, Anda perlu memiliki proposisi nilai yang kuat dan strategi pemasaran yang efektif.

3. Siklus Penjualan yang Panjang

Siklus penjualan B2B cenderung lebih panjang karena melibatkan lebih banyak pihak dalam proses pengambilan keputusan. Lead nurturing yang baik dapat membantu menjaga prospek tetap terlibat dan mempersingkat siklus penjualan.

Studi Kasus: Keberhasilan Strategi Go-To-Market dalam Bisnis B2B

1. Perusahaan SaaS

Sebuah perusahaan SaaS berhasil meluncurkan produk baru dengan sukses melalui kombinasi lead generation digital dan lead nurturing. Dengan menggunakan SEO, content marketing, dan webinar, perusahaan ini berhasil menarik ribuan prospek berkualitas yang kemudian dikonversi melalui email follow-up yang dipersonalisasi.

2. Perusahaan Teknologi

Sebuah perusahaan teknologi menggunakan iklan berbayar, lead nurturing, dan penawaran trial produk untuk memperluas pasar. Hasilnya, mereka berhasil meningkatkan pipeline penjualan mereka hingga 50% dalam enam bulan pertama.

Perkaya wawasan: Cara Mengelola Arus Kas untuk Pertumbuhan Bisnis, Lengkap!

koldings by sab digital marketing agency
Sumber foto: iStock

Kesimpulan

Membangun strategi go-to-market yang efektif adalah kunci kesuksesan dalam bisnis B2B. Dengan riset pasar, proposisi nilai, saluran distribusi, dan strategi pemasaran yang tepat, Anda dapat menjangkau audiens yang tepat dan mencapai keberhasilan strategi.

Di sinilah peran Koldings by SAB Digital Marketing Agency sangat penting. Kami adalah unit bisnis dari SAB yang berfokus pada perusahaan B2B, menyediakan layanan Lead Generation dan Lead Nurturing yang telah terbukti meningkatkan hasil kampanye pemasaran hingga 40%.

Jika Anda ingin mengetahui lebih lanjut tentang bagaimana kami dapat membantu bisnis Anda sukses di pasar B2B, klik di sini untuk menjadwalkan konsultasi GRATIS dengan CEO dan Founder SAB Digital Marketing Agency.

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Ready to start your project with us?
Let's talk!
chevron-down